Selama ini sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di perkotaan maupun pelosok sering dilanda demam bola. Siaran sepak bola di Indonesia di siarkan oleh beberapa stasiun televisi swasta.Sering kali kita sedang menonton pertandingan sepak bola melalui layar kaca atau televisi dan bagi pengguna parabola siaran bola itu tiba-tiba di acak dan tayangan jadi hilang, apakah penyebabnya ?.Banyak orang menyebutnya dengan istilah siarannya di acak. Siaran TV yang menyenangkan untuk ditonton sebagai hiburan segar di rumah , seperti siaran pertandingan sepak bola bisa disiarkan oleh salah satu pemancar TV, umumnya pihak pemancar TVnya harus membelinya dari penyelenggara pertandingan.Agar supaya pemancar TV dapat memancarkan siarannya ke seluruh wilayah di suatu negara, terutama di kota-kota besarnya, maka pemancar TV biasanya akan mengirim siaran TVnya ke satelit dan dari satelit, sinyal TVnya di pancarkan ulang ke bumi dan tujuannya adalah ke pemancar-pemancar tv yang ada di kota-kota besar dan diterima melalui antena parabola, yang kemudian dipancarkan ulang secara lokal oleh pemancar-pemancar TV tersebut.
Jadi sebetulnya sistim ini ditujukan untuk antar pemancar dan bukan untuk umum. Nah, karena tujuannya misalnya untuk negara Indonesia, maka seharusnya hanya bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi siaran TV dari satelit bisa diterima juga di negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Brunei, Timor Leste, Papua Nuigini, Philipina, maka dari itu untuk mengantisipasi hal tersebut maka siaran TV tersebut di acak dan baru diterima oleh antena parabola pemancar TV kota besar, siaran TV itu dpulihkan kembali sehingga kemudian bisa dipancar ulang di kota tersebut secara lokal.Siaran bola diperoleh stasiun TV dengan cara membeli hak siar dan hak siar setiap negara berbeda-beda,misalnya Global TV memiliki hak siar Liga Inggris di Indonesia sementara Negara tetangga atau Negara lain tidak memiliki hak siarnya.Namun, siaran melalui satelit bisa ditangkap juga oleh negara-negara tetangga yang dekat dengan wilayah negara Indonesia sesuai jangkauan sinyal satelit. Nah, jika siaran yang memancar ke negara tetangga itu dinyatakan sebagai melanggar kontrak hak siar ,karena stasiun TV membeli hak siar hanya untuk disiarkan di wilayah Indonesia.
Maka dari itu stasiun TV lokal terpaksa harus mengacak siaran bola tersebut (yang memang bisa diterima free to air dengan antena terestial).Karena kalau tidak di acak, maka warga negara lain menjadi bisa menonton siaran TV yang dibayar mahal tersebut.Dengan demikian, di waktu-waktu tertentu,siaran TV lewat satelit dan antena parabola, tidak bisa di tonton.Atau bisa juga, Pemilik hak siar yang menjual ke stasiun TV kita itu memang membedakan kontrak antara siaran untuk TV analog dan siaran TV via satelit,dan stasiun-stasiun TV itu hanya membeli hak siaran TV analog, padahal mereka sudah terlanjur juga punya satelit. Karena siaran satelitnya tidak terbayar,maka siaran tersebut jadinya diacak.
Karena hak siar setiap negara berbeda misalnya Global TV memegang hak siar Liga Inggris di Indonesia sementara Negara tetangga atau Negara lain tidak memiliki hak siarnya, karena menggunakan antena parabola semua orang bisa menangkap siaran Global TV, jadinya rugi kan mereka tidak membayar hak siar tapi bisa menonton secara gratis, itulah kenapa disarankan memakai antena UHF biasa karena hanya warga negara yang memegang hak siar yang bisa menikmatinya, namun kelemahannya untuk di daerah terutama Indonesia bagian timur belum semua stasiun TV mendirikan kantor cabang sehingga tidak bisa menangkap siaran melalui antena UHF kecuali memakai Indovision itupun biaya perbulannya lumayan mahal.
Banyak sekali sistem pengacakan yang ada, dari Irdeto, Nagravision, Videoguard, Biss dan banyak lagi. Nah untuk tayangan-tayangan tersebut harus memerlukan kode kombinasi 16 karakter (angka+huruf) dan tentunya juga memerlukan reciever khusus yang mampunyai fasilitas untuk memasukan kode-kode tersebut.
Jadi sebetulnya sistim ini ditujukan untuk antar pemancar dan bukan untuk umum. Nah, karena tujuannya misalnya untuk negara Indonesia, maka seharusnya hanya bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi siaran TV dari satelit bisa diterima juga di negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Brunei, Timor Leste, Papua Nuigini, Philipina, maka dari itu untuk mengantisipasi hal tersebut maka siaran TV tersebut di acak dan baru diterima oleh antena parabola pemancar TV kota besar, siaran TV itu dpulihkan kembali sehingga kemudian bisa dipancar ulang di kota tersebut secara lokal.Siaran bola diperoleh stasiun TV dengan cara membeli hak siar dan hak siar setiap negara berbeda-beda,misalnya Global TV memiliki hak siar Liga Inggris di Indonesia sementara Negara tetangga atau Negara lain tidak memiliki hak siarnya.Namun, siaran melalui satelit bisa ditangkap juga oleh negara-negara tetangga yang dekat dengan wilayah negara Indonesia sesuai jangkauan sinyal satelit. Nah, jika siaran yang memancar ke negara tetangga itu dinyatakan sebagai melanggar kontrak hak siar ,karena stasiun TV membeli hak siar hanya untuk disiarkan di wilayah Indonesia.
Maka dari itu stasiun TV lokal terpaksa harus mengacak siaran bola tersebut (yang memang bisa diterima free to air dengan antena terestial).Karena kalau tidak di acak, maka warga negara lain menjadi bisa menonton siaran TV yang dibayar mahal tersebut.Dengan demikian, di waktu-waktu tertentu,siaran TV lewat satelit dan antena parabola, tidak bisa di tonton.Atau bisa juga, Pemilik hak siar yang menjual ke stasiun TV kita itu memang membedakan kontrak antara siaran untuk TV analog dan siaran TV via satelit,dan stasiun-stasiun TV itu hanya membeli hak siaran TV analog, padahal mereka sudah terlanjur juga punya satelit. Karena siaran satelitnya tidak terbayar,maka siaran tersebut jadinya diacak.
Karena hak siar setiap negara berbeda misalnya Global TV memegang hak siar Liga Inggris di Indonesia sementara Negara tetangga atau Negara lain tidak memiliki hak siarnya, karena menggunakan antena parabola semua orang bisa menangkap siaran Global TV, jadinya rugi kan mereka tidak membayar hak siar tapi bisa menonton secara gratis, itulah kenapa disarankan memakai antena UHF biasa karena hanya warga negara yang memegang hak siar yang bisa menikmatinya, namun kelemahannya untuk di daerah terutama Indonesia bagian timur belum semua stasiun TV mendirikan kantor cabang sehingga tidak bisa menangkap siaran melalui antena UHF kecuali memakai Indovision itupun biaya perbulannya lumayan mahal.
Banyak sekali sistem pengacakan yang ada, dari Irdeto, Nagravision, Videoguard, Biss dan banyak lagi. Nah untuk tayangan-tayangan tersebut harus memerlukan kode kombinasi 16 karakter (angka+huruf) dan tentunya juga memerlukan reciever khusus yang mampunyai fasilitas untuk memasukan kode-kode tersebut.
Biss key adalah kumpulan angka atau kombinasi angka dan huruf yang bisa digunakan untuk membuka siaran tv yang diacak. Fungsi utama bagi kita adalah untuk Menonton siaran-siaran yang diacak atau blank tidak bisa di tonton.
Menonton Liga-liga berkelas Eropa, Liga Inggris , Liga Italia, Liga Spanyol, La Liga, Liga Champion dan turnamen-turnamen Lainya.
Untuk lebih detil pelajari dan dapatkan update biss berikut:;
untuk membuka acakan tv via satelit pastikan reciver Parabola anda merupakan versi OTA, semua yang mempunyai OTA bisa digunakan untuk mengontrol Biss Key. OTA sendiri berfungsi untuk dapat berinteraksi langsung dengan satelite.
DAFTAR BEBERAPA RECEVER YANG BISA INPUT BISS KEY:
-Primasat Wave (resiver termurah yang bisa input biss tapi format MPEG2)
-Gadmei Durian OTA
-Matrix Apple III OTA (pengisiannya mudah)
-Matrix Bola OTA
-Matrix Sosis OTA
-MATRIX HD ETHENET
-MATRIX HD ETHERNET NEW
-VENUS HD
-OPEN BOX s9
-dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar