Rabu, 08 Mei 2013

Mengapa Siaran TV Diacak?

Selama ini sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di perkotaan maupun pelosok sering dilanda demam bola. Siaran sepak bola di Indonesia  di siarkan oleh beberapa stasiun televisi swasta.Sering kali kita sedang menonton pertandingan sepak bola melalui layar kaca atau televisi dan bagi pengguna parabola siaran bola itu tiba-tiba di acak dan tayangan jadi hilang, apakah penyebabnya ?.Banyak orang menyebutnya dengan istilah siarannya di acak. Siaran TV yang menyenangkan untuk ditonton sebagai hiburan segar di rumah , seperti siaran pertandingan sepak bola bisa disiarkan oleh salah satu pemancar TV, umumnya pihak pemancar TVnya harus membelinya dari penyelenggara pertandingan.Agar supaya pemancar TV dapat memancarkan siarannya ke seluruh wilayah di suatu negara, terutama di kota-kota besarnya, maka pemancar TV  biasanya akan mengirim siaran TVnya ke satelit dan dari satelit, sinyal TVnya di pancarkan ulang ke bumi dan tujuannya adalah ke pemancar-pemancar tv yang ada di kota-kota besar dan diterima melalui antena parabola, yang kemudian dipancarkan ulang secara lokal oleh pemancar-pemancar TV tersebut.

Jadi sebetulnya sistim ini ditujukan untuk antar pemancar dan bukan untuk umum. Nah, karena tujuannya misalnya untuk negara Indonesia, maka seharusnya hanya bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi siaran TV dari satelit bisa diterima juga di negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Brunei, Timor Leste, Papua Nuigini, Philipina, maka dari itu untuk mengantisipasi hal tersebut maka siaran TV tersebut di acak dan baru diterima oleh antena parabola pemancar TV kota besar, siaran TV itu dpulihkan kembali sehingga kemudian bisa dipancar ulang di kota tersebut secara lokal.Siaran bola diperoleh stasiun TV dengan cara membeli hak siar dan hak siar setiap negara berbeda-beda,misalnya Global TV memiliki hak siar Liga Inggris di Indonesia sementara Negara tetangga atau Negara lain tidak memiliki hak siarnya.Namun, siaran melalui satelit bisa ditangkap juga oleh negara-negara tetangga yang dekat dengan wilayah negara Indonesia sesuai jangkauan sinyal satelit. Nah, jika siaran yang memancar ke negara tetangga itu dinyatakan sebagai melanggar kontrak hak siar ,karena stasiun TV membeli hak siar hanya untuk disiarkan di wilayah Indonesia.

Maka dari itu stasiun TV lokal terpaksa harus mengacak siaran bola tersebut (yang memang bisa diterima free to air dengan antena terestial).Karena kalau tidak di acak, maka warga negara lain menjadi bisa menonton siaran TV yang dibayar mahal tersebut.Dengan demikian, di waktu-waktu tertentu,siaran TV lewat satelit dan antena parabola, tidak bisa di tonton.Atau bisa juga, Pemilik hak siar yang menjual ke stasiun TV kita itu memang membedakan kontrak antara siaran untuk TV analog dan siaran TV via satelit,dan stasiun-stasiun TV itu hanya membeli hak siaran TV analog, padahal mereka sudah terlanjur juga punya satelit. Karena siaran satelitnya tidak terbayar,maka siaran tersebut jadinya diacak.

Karena hak siar setiap negara berbeda misalnya Global TV memegang hak siar Liga Inggris di Indonesia sementara Negara tetangga atau Negara lain tidak memiliki hak siarnya, karena menggunakan antena parabola semua orang bisa menangkap siaran Global TV, jadinya rugi kan mereka tidak membayar hak siar tapi bisa menonton secara gratis, itulah kenapa disarankan memakai antena UHF biasa karena hanya warga negara yang memegang hak siar yang bisa menikmatinya, namun kelemahannya untuk di daerah terutama Indonesia bagian timur belum semua stasiun TV mendirikan kantor cabang sehingga tidak bisa menangkap siaran melalui antena UHF kecuali memakai Indovision itupun biaya perbulannya lumayan mahal.

Tidak ada komentar: